Search This Blog

MATEMATIKA DENGAN MAPLE

Klik gambar di bawah untuk membaca isi!

 

Share:

BEST PRACTICE PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

Implementasi pembelajaran berdiferensiasi pada Mata pelajaran pendidikan Pancasila dalam kegiatan Pameran Budaya Indonesia kelas XI untuk meningkatkan rasa cinta Tanah Air

di SMA Negeri 1 Dukun.

 

Oleh :

HIDAYATUL KHUSNIYATI, S.Pd

(Guru Mapel Pendidikan Pancasila dan Koordinator Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila)

 

Kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi semakin pesat terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pengaruh kemajuan tersebut berdampak terhadap banyak sector kehidupan. Terutama dalam sektor pendidikan. Ditambah lagi dengan Pandemi Covid-19 baru-baru ini, memaksa dunia pendidikan merubah kurikulum dan segala hal terkait kondisi tersebut.

Sebagai Pendidik pada Mata pelajaran Pendidikan Pancasila saya merasakan banyak perubahan pada peserta didik dalam kurun tiga tahun terakhir selama dalam masa Pandemi. Perubahan tersebut terutama pada karakter peserta didik, yang dulunya tidak terlalu aktif dalam penggunaan sosial media dan berbagai aplikasi game online, namun saat ini mereka sangat aktif dalam memakai media sosial dan berbagai aplikasi game online. Konsisi tersebut mempengaruhi banyak hal, diantaranya yaitu peserta didik kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas, peserta didik terbiasa belajar tanpa control, dan yang sangat memprihatinkan yaitu peserta didik mulai terbiasa meniru budaya westernisasi, mulai dari tingkah laku, bahasa, dan gaya hidup mereka yang meniru budaya westernisasi.

Kondisi tersebut membuat saya merasa khawatir dan mulai memikirkan model pembelajaran seperti apa yang dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Melalui musyawarah guru mapel dan koordinasi dengan wakil kepala sekolah dibidang kurikulum saya merencanakan model pembelajaran berbasis projek (PjBL). Model PjBL ini sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum merdeka saat ini.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berakar dari pemenuhan kebutuhan peserta didik baik dari aspek kesiapan belajar, bakat, minat, atau profil belajarnya. Karena setiapa peserta didik terlahir dengan kondisi yang beragam karakteristik dan keunikannya. Maka melalui Model PjBL saya memfasilitasi potensi, karakteristik dan keunikan peserta didik untuk menjadi solusi dari kondisi saat ini.

Pembelajaran berdiferensiasi melalui model pembelajaran PjBL saya lakukan melalui pembagian angket kesiapan belajar, bakat, minat, atau profil belajar peserta didik terhadap Materi Bhineka tunggal ika khususnya kegiatan Pameran Budaya Indonesia pada satu bulan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Berikutnya dari hasil angket tersebut saya menemukan empat fokus bakat, minat dan potensi yang dapat di lakukan untuk kegiatan Pameran tersebut, yaitu kelompok Tari, kelompok seni Bela diri, kelompok Lagu Nasional/ daerah dan kelompok makanan khas daerah. Tahap berikutnya yaitu penyampaian materi dasar tentang Cinta Tanah Air, penyampaian kesepakatan kelas, pembuatan jadwal persiapan dan pendataan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk kegiatan Pameran Budaya Indonesia.

Kegiatan selama pembelajaran sangat saya apresiasi, peserta didik begitu antusias menyiapkan tampilan kelompoknya masing-masing. Dimensi profil pelajar Pancasila bergotong royong dan berkebhinekaan global sangat terasa pada kegiatan kali ini. Seluruh kelompok berusaha menampilkan karya terbaik mereka.

Hasil dari seluruh kegiatan tersebut yaitu pameran budaya Indonesia, yang terlaksana dengan sangat kondusif dan aktif. Semua kelompok tampil dengan maksimal. Keadaan tersebut menggambarkan telah terjadi perubahan karakter peserta didik, yang semakin memahami kebudayaan Indonesia, bangga dengan Budaya Indonesia dan mereka dapat mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan baik.

Refleksi dari kegiatan ini bagi saya yaitu bagaimana kita sebagai pendidik melalui kurikulum merdeka dengan pembelajaran berdiferensiasinya mampu mengelola kemampuan dan keunikan peserta didik dengan maksimal untuk ketercapaian tujuan pembelajaran dan pencapaian dimensi profil pelajar Pancasila. Semoga kedepannya seluruh pendidik di Indonesia mampu mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan aktif dan maksimal dalam kegiatan pembelajaran mata pelajarannya masing-masing.

Share:

MICROSOFT MATHEMATICS

 


MICROSOFT MATHEMATICS

(Learning Mathematic by Computer)

  

Oleh: Miftahul Hadi

(Guru Matematika SMAN 1 Dukun)

 

A.   Pengantar

Komputer merupakan alat bantu yang sudah diakui kecanggihannya oleh setiap orang. Dengan bantuan komputer hampir semua permasalahan di matematika dapat terselesaikan dengan cepat dan benar. Visualisasi grafik, komputasi numerik bahkan perhitungan simbolik sudah banyak dilakukan dengan komputer. Sampai saat ini sudah banyak software yang sudah beredar sebagai alat bantu untuk menyelesaikan persoalan di matematika baik secara numerik maupun simbolik. Beberapa program tersebut diantaranya adalah Microsoft Mathematics, Maple, Derive, Mathlab, Mathematica, dan Mathcad. Masing-masing dari program tersebut memiliki keunggulan yang berbeda-beda, namun memiliki kesamaan dalam hal kemampuan menyelesaikan persoalan yang ada di matematika.

Microsoft Mathematics adalah alat yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah matematika dengan antarmuka yang ramah. Tidak seperti kalkulator, alat ini mampu menyelesaikan masalah-masalah matematika yang lebih rumit serta mampu menampilkan grafik pada pemecahan seperti persamaan linear.

Permasalahan matematika seperti trigonometri, kalkulus, statistika sampai aljabar linear mampu diselesaikan dengan alat ini. Keunggulan alat ini selain memecahkan hasil dari suatu soal, alat ini juga memberikan kita penjelasan tentang pemecahan permasalahan tersebut secara step-by-step. Jadi dengan alat ini kita dapat melihat dari mana hasil tersebut didapat.

 

B.   Memulai Menggunakan Microsoft Mathematics

Microsoft Mathematics telah dirancang dengan tampilan yang mudah dibaca, sehingga memudahkan pemakai untuk menggunakannya. Microsoft Mathematics juga bisa menampilkan notasi matematis pada proses-proses perhitungan yang dijalankan.

Untuk memulai program Microsoft Mathematics pilih menu Start>All Program>Microsoft Mathematics. Jika cara tersebut dilakukan dengan benar maka tampilan pertama program Microsoft Mathematics adalah:



Menu yang terdapat pada Microsoft Mathematics disusun khusus untuk pemecahan permasalahan matematika, sehingga berbagai menu yang ada berkaitan erat dengan berbagai fungsi dan metode yang ada pada matematika. Berikut ini adalah beberapa menu yang terdapat pada Microsoft Mathematics:

No

Gambar Menu

Keterangan

1



Menu Clipboard ini fungsinya sama pada menu-menu pada umumnya. Cut untuk memotong atau memindahkan obyek, copy untuk menyalin obyek, dan paste untuk menempel obyek, undo untuk menggagalkan perintah terakhir dan redo untuk mengembalikan penggagalan perintah yang telah dilakukan.

2



Menu ini berkaitan dengan mode penyelesaian kasus yang kita inginkan.

3



Menu ini digunakan untuk mengatur mode penginputan. Pemilihan keyboard digunakan saat kita menginginkan penginputan permasalahan matematika dengan mengetikkan soal pada form. Sedangkan Ink digunakan untuk melakukan penginputan dengan menuliskan rumus-rumus dan symbol-symbol pada form yang disediakan.

4



Menu ini digunakan untuk pemilihan penyelesaian permasalahan matematika sesuai dengan yang diinginkan. Menu ini juga dapat dipilih ketika kita ingin memasukkan suatu formula/soal matematika untuk dipecahkan oleh program tersebut.

5



Kalkulator canggih yang ada pada Microsoft Mathematics, dapat digunakan untuk menginputkan soal atau pemilihan suatu materi matematika yang sedang dipelajari

 

 

 

6



Tab ini digunakan untuk memindahkan tampilan sesuai keperluan. Jika persoalan yang diselesaikan membutuhkan hasil berupa grafik, maka tab grafik harus dipilih/diaktifkan untuk menampilkan hasil tersebut.

7



Pada tab menu insert terdapat opsi yang dapat kita gunakan saat kita menginginkan sebuah inputan berupa Matrik, Variabel, ataupun Data Sets.

8



Di tab menu View kita dapat mengatur tampilan-tampilan yang ada pada Microsoft Mathematics. Kita juga dapat mengganti skin dan warna Microsoft Mathematics yang kita gunakan

 

C.   Menulis dan Mengedit Ekspresi

Ekspresi atau pernyataan merupakan kunci utama dari serangkaian kegiatan penggunaan Microsoft Mathematics. Karena penulisan ekspresi yang salah akan mengakibatkan hasil yang salah juga. Semua penulisan ekspresi dapat kita lakukan melalui Worksheet.

 Misalkan kita ingin menyelesaikan suatu persamaan 3x2 + yx2 = z2. Maka penulisan nya adalah 3x^2+yx^2=z^2. Ketikkan pada form yang ada, maka form tersebut akan mengkoreksi apa yang kita tuliskan menjadi sebuah susunan soal matematika pada umum nya.


Untuk mendapatkan hasil dari persamaan tersebut, tekan tombol enter. Secara otomatis sistem akan melakukan perhitungan, dan menampilkan langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut.


Dan akan ditampilkan berbagai langkah penyelesaian yang ada. Seperti pada persamaan tersebut, terdapat tiga metode penyelesaian. Salah satunya seperti yang ada dibawah ini:




Dalam menuliskan ekspresi tidak menutup kemungkinan kesalahan akan terjadi. Maka untuk mengedit ekspresi tersebut dapat dilakukan dengan meng-click tombol edit entry pada worksheet. Dan anda dapat melakukan perubahan yang anda inginkan. Kemudian tekan enter, jika sudah selesai. Dan untuk menghapus ekspresi pilih delete entry pada worksheet.

 

 

D.   Menyimpan dan Memanggil File

Ekspresi yang telah kita tuliskan suatu saat mungkin akan terpakai kembali, sehingga perlu wadah untuk menyimpan ekspresi tersebut. Microsoft Mathematics memberikan fasilitas untuk melakukan penyimpanan ekspresi yang pernah dituliskan. Ekspresi yang tersimpan tersebut sebaliknya dapat kita panggil kembali sewaktu diperlukan. Untuk menyimpan file dapat dilakukan dengan menggunakan perintah File>Save. Dan untuk memanggil file pilih perintah File>Open.


E.   Graphing

Grafik yang digambarkan dapat berupa grafik dua dimensi maupun tiga dimensi. Jenis grafiknya pun dapat kita pilih dari berbagai bentuk seperti Cartesian, Spherical ataupun Cylindrical. Berikut ini adalah contoh penyelesaian permasalahan matematika untuk menggambarkan grafik persamaan dari z = 2x2 + y2 dan z = 4x + 2y – 3.


(grafik 2 dimensi)

 

 


(grafik 3 dimensi)

 

F.    Menemukan Berbagai Rumus Penyelesaian Matematika dan Sains

Dengan menggunakan Microsoft Mathematics, kita dapat mempelajari berbagai rumus penyelesaian matematika dan sains. Kita dapat menggunakan menu Formulas and Equations yang ada pada tab home.



Disana terdapat berbagai materi yang berkaitan dengan matematika dan sains, seperti aljabar, geometry, trigonometry, fisika dan lain-lain. Pilih sesuai keinginan, contohnya ketika ingin melihat rumus-rumus trigonometri



Selain melihat berbagai rumus yang ada, kita juga dapat menyalin dan menggunakan untuk menyelesaikan suatu soal. Kita hanya cukup klik kanan “Solve this equation”, dan nanti akan ada form tempat pengisian angka yang akan disajikan. Kita juga dapat melakukan ploting dan copy formulasinya.



G.   Penyelesaian Soal Segitiga dan Sudut

Untuk menghitung luas atau sudut segitiga, kita dapat menggunakan menu Triangle Solver.



Setelah kita klik maka akan keluar suatu form untuk pengisian panjang sisi-sisi segitiga lengkap dengan sudutnya.



 

H.   Konversi

Microsoft Mathematics menyediakan fasilitas konversi, misalnya panjang (length) dari inchi ke centimeter, ini dapat dilakukan dengan Unit Converter.



Kita dapat menggukan opsi yang disajikan untuk melakukan konversi dari inchi ke centimeter. Pada kolom convert pilih Length, dan untuk mengetahui hasil konversi pilih calculate.



 

 

Daftar Pustaka

 

Packel, Edward W.,1994, Animating Calculus, W.H. Freeman and Company

Stewart, J.,1998, Calculus-4th Edition, International Thomson Publishing Inc.

http://www.pil-network.com

Share:

Best Practice Pembelajaran Fisika Kurikulum Merdeka

 


IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) dan PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN PENDEKATAN TPACK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 DUKUN


NUR CHOLIS

SMA NEGERI 1 DUKUN

nurcholis50864@gmail.com


SITUASI

Selama sekitar dua tahun lamanya pandemi COVID-19 melanda Indonesia bahkan dunia. Hal tersebut sangat berdampak terutama dalam dunia pendidikan. Cara belajar yang berubah dan kondisi peserta didik yang beragam mengakibatkan munculnya berbagai masalah, tidak terkecuali pada kondisi peserta didik yang ada di SMAN 1 Dukun.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, baik melalui kajian literatur maupun wawancara dengan berbagai pihak, diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu 1) motivasi belajar yang masih rendah; 2) keterbatasan dalam melakukan praktikum di laboratorium; dan 3) kegiatan pebelajaran yang masih monoton. 

Motivasi belajar peserta didik yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang berpengaruh diantaranya adalah kejenuhan dalam belajar, minat belajar yang masih rendah, kondisi kesehatan peserta didik yang terganggu, dan kemampuan peserta didik yang masih rendah. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya adalah keadaan keluarga yang kurang mendukung, lingkungan belajar yang kurang kondusif, sarana dan prasarana yang terbatas, serta cara mengajar guru yang kurang menarik.

Keterbatasan dalam melakukan praktikum di laboratorium disebabkan oleh beberap faktor, diantaranya adalah laboratorium yang terpaksa beralih fungsi sebagai kelas. Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah ruangan kelas sedangkan jumlah peserta didik terus bertambah. Tidak adanya laboran juga menjadi kendala dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal tersebut membuat tugas guru lebih berat ketika harus mempersiapkan kegiatan praktikum. Alat dan bahan praktikum yang kurang lengkap juga menjadi kendala, sehingga kegiatan praktikum yang dilakukan menjadi kurang maksimal.

Kegiatan pembelajaran yang masih monoton merupakan masalah yang klasik yang dihadapi oleh banyak sekolah. Hal tersebut disebabkan oleh kemauan guru untuk mencoba menggunakan pembelajaran inovatif masih belum maksimal. Penguasaan terknologi dalam pembelajaran juga masih belum maksimal, hal tersebut terbukti dengan masih minimnya pembelajaran yang mengintegrasikan IT. Perencanaan pembelajaran yang lebih kompleks dan membutuhkan waktu yang lebih lama juga merupakan faktor kurang bervariasinya pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut juga dikarenakan guru mendapatkan tugas administratif yang terlalu banyak, sehingga sumber daya yang harusnya difokuskan pada persiapan dan perencanaan pembelajaran juga belum maksimal.

 Dari latar belakang tersebut, guru mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendesain, mempersiapkan, menerapkan pembelajaran inovatif menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL, melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran. Sehingga tujuan yang diinginkan yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dapat terwujud. Dengan motivasi belajar yang semakin meningkat, diharapkan muaranya adalah hasil belajar juga akan meningkat.

Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena ada guru fisika lain yang mengalami permasalahan yang sama dengan yang saya alami, sehingga selain bisa memotivasi diri sendiri juga diharapkan dapat menjadi inspirasi maupun referensi bagi guru yang lain.  


TANTANGAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka tantangan yang dihadapi guru dalam mengatasi permasalah tersebut adalah 1) guru harus mampu mendesain dan menerapkan model pembelajaran inovatif yang menyenangkan agar motivasi belajar peserta didik dapat meningkat; 2) guru harus mampu mendesain dan menerapkan pembelajaran yang dapat mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana praktikum di laboratorium, sehingga meskipun sarana dan prasarana terbatas tetapi proses pembelajaran tetap harus berkualitas; 3) guru harus mampu mendesain dan menerapkan pembelajaran inovatif yang bervariasi, sehingga dengan adanya variasi proses pembelajaran dapat menarik bagi peserta didik sehingga minat untuk belajar semakin meningkat.

Dari tantangan tersebut juga harus dilengkapi dengan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan teknologi pembelajaran yang terus berkembang serta kesadaran peserta didik dalam berteknologi dalam proses pembelajaran juga perlu ditingkatkan.

AKSI

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah 1) memilih materi yang sesuai dengan model pembelajaran PBL dan PjBL; 2) menentukan materi yang sesuai dengan perkiraan jadwal pelaksanaan aksi; 3) membuat modul ajar dengan model pembelajaran PBL dan PjBL; 4) mendiskusikan modul ajar yang telah dibuat dengan teman sejawat; 5) menyiapkan alat dan bahan praktikum, media pembelajaran dan berkoordinasi dengan tim IT; dan 6) melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Proses pelaksanaan rencana aksi dimulai dengan melaksanakan 2 set pembelajaran (tiap set pembelajaran terdiri atas pertemuan 1 model PBL dan pertemuan 2 model PjBL) yang dilakukan di kelas XI satu. Rencana aksi 1 dilakukan pada materi titik berat. Untuk pertemuan 1 dilakukan dengan menggunakan video apersepsi dari youtube tentang posisi titik berat pada kendaraan yang berbeda dan efek yang diakibatkannya. LKPD yang digunakan terkait percobaan menentukan titik berat benda homogen. Untuk pertemuan 2 dilakukan dengan menggunakan video apersepsi dari youtube tentang lomba layang-layang dalam rangka HUT kemerdekaan Indonesia. LKPD yang digunakan terkait proyek membuat layang-layang hias.  

Rencana aksi 2 dilakukan pada materi momentum dan impuls. Untuk pertemuan 1 dilakukan dengan menggunakan video apersepsi dari youtube tentang permainan billiard. LKPD yang digunakan terkait percobaan menentukan koefisien restitusi. Untuk pertemuan 2 dilakukan dengan menggunakan video apersepsi dari youtube tentang peluncuran roket. LKPD yang digunakan terkait proyek membuat roket air.

Dari kedua rencana aksi tersebut, semua pelengkap pembelajaran seperti LKPD, bahan ajar, video pembelajaran, dan rencana evaluasi yang menggunakan google form sudah disediakan semuanya di google classroom. Hal tersebut bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran yang dilakukan.

Adapun pihak yang terlibat dalam pelaksanaan rencana aksi ini yaitu guru, peserta didik kelas XI satu, tim IT dan teman sejawat dengan peran serta tanggung jawabnya masing-masing.


REFLEKSI HASIL dan DAMPAK

Dampak dari penerapan rencana aksi ini adalah secara umum dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Penerapan rencana aksi tersebut secara umum efektif dalam menyelesaikan masalah yang ada di sekolah yaitu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin meningkatnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Respon guru lain terhadap penerapan pembelajaran inovatif yang saya lakukan adalah dengan memberikan semangat dan dukungan untuk terus melakukan inovasi dalam pembelajaran serta mengajak diskusi berbagi pengalaman mengenai pembelajaran yang saya  terapkan. Respon peserta didik terhadap pembelajaran adalah senang dan bisa menikmati proses KBM dengan baik. Pimpinan sekolah memberi respon positif terhadap kegiatan inovasi pembelajaran yang dilakukan. 

Faktor keberhasilan guru dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah adalah mampu mendesain pembelajaran inovatif dengan model PBL dan PjBL dengan menghadirkan masalah yang kontekstual serta proyek penerapannya yang menyenangkan bagi peserta didik. Hal ini membuat peserta didik merasa tertantang, tertarik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ini juga sangat dipengaruhi oleh penggunaan media, model pembelajaran, serta sarana prasarana penunjang pembelajaran seperti LCD dan jaringan internet.

Pembelajaran yang diperoleh dari penerapan rencana aksi ini adalah munculnya kesadaran guru dalam menghadapi pergeseran paradigma belajar, gaya belajar dan karakteristik peserta didik dengan cara terus melakukan upgrade kemampuan diri dan melakukan inovasi pembelajaran agar menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, menantang, inovatif, menarik dan mampu meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar fisika.

Sehingga dari keseluruhan proses yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran fisika dengan model PBL dan PjBL dengan pendekatan TPACK dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.







Share:

PENYERAHAN SANTUNAN ANAK YATIM

Pada tanggal 08 Agustus 2022, SMAN 1 Dukun mengadakan kegiatan santunan kepada para anak yatim. Kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun ini diikuti oleh Anak anak yatim dari siswa siswi SMAN 1 Dukun dan juga anak anak yatim dari warga sekitar sekolah.




Share:

Bersama Kepala P4TK/ BBGP Abu Khoir, Kepala SMAN 1 Dukun Gresik Mewakili Jawa Timur Sebagai Narasumber



GRESIK, GNN gerbangnusantaranews.com

Guna mendukung program Arigatou Fellowship Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan selenggarakan kegiatan "Penyusunan Materi Materi Profil Pelajar Pancasila", yang dilaksanakan pada tanggal 27-29 Juli 2022 di Bigland Hotel, Jl. Malabar No. 1 B RT 01 RW 04 Kota Bogor.

Pada kegiatan tersebut Kepala SMAN 1 Dukun Gresik Drs.H.Kholid, M.Pd., mewakili Jawa Timur Sebagai Narasumber.

Hal ini menarik bagi media GNN untuk mengetahui lebih detail, dengan mewancarai Kepala SMAN 1 Dukun Gresik Drs.H.Kholid, M.Pd., dan Ia menjelaskan bahwa kegiatan tersebut mempunyai dua tujuan yakni :

Tujuan kegiatan Umum Membangun jaringan pendidikan formal dan menciptakan pltfrom untuk berbagi dan membangun kapasitas didalam kementrian serta program ini bertujuan untuk mempromosikan kelanjutan berkelanjutan, dan perluasan pendidikan etika di negara-negara peserta yaitu Asia Afrika ( Jepang, Swis, Banglades, Kenya, Srilangkah, Indonesia dll) 

Tujuan Khusus Menciptakan ruang bagi negara-negara peserta, lembaga pendidikan formal dan pendidik untuk berbagi pendekatan, praktik, pengalaman dan untuk memajukan pemikiran mereka tentang pendidikan etika untuk anak-anak, membangun kapasitas lembaga pendidikan formal dan pendidik untuk melaksankan program pendidikan etika di negeri mereka, mendudukung pelaksanaan program pendidikan etika di negara-negara peserta, belajar dari pengalaman implemetasi, tingkatkan pengetahuan, dan buktikan manfaat pendidikan etika melalui Action Research 1, menciptakan jaringan lembaga pendidkan formal dan pendidik yang melaksankan program pendidikan etika untuk mendorong pembelajaran antar budaya dan antar agama diantara anak-anak di masyarakat mereka.

Kholid juga menyampaikan bahwa program ini akan dilaksnakan Workshop pertama di Indonesia pada tanggal 2-9 Oktober 2022 di Jogyakarta yang diikuti oleh 6 negara dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Selain itu Ia juga menjelaskan tentang Latar Belakang Program Arigatou Fellship International ini adalah Program Fellowship merupakan salahsatu output dari International Symposium on Transforming Education yang berlangsung pada tanggal 22—23 November 2021 lalu.

Dan Program Fellowship ini bertujuan untuk membangun kapasitas di dalam institusi pendidikan formal dan di kalangan pendidik untuk mengintegrasikan dan memperkuat pendidikan etika untuk membina antar budaya, antar agama dengan  pembelajaran ke dalam kurikulum dan program pendidikan.

Kholid juga menceritakan Sesi HIGH-LEVEL PANEL ‘Ethics Education for Learning to Live Together: Challenges, Opportunities and Ethical Demands in Today's World’ tanggal 22 November 2021, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek hadir mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tema yang dibawakan oleh Kepala BSKAP Kemendikbudristek pada acara tersebut Dan menjelaskan mengenai bagaimana integrasi Pancasila dalam kurikulum.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO juga memaparkan tentang dimensi Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek pada saat sesi diskusi berlangsung dalam acara International Symposium tersebut. Kegiatan ini, dapat berkontribusi untuk memperkuat pelaksanaan dalam pendidikan etika dan karakter melalui pendekatan pedagogis transformatif yang dapat membantu memajukan pendidikan kewarganegaraan global dan pada akhirnya berkontribusi pada mencapai masyarakat yang lebih damai dan inklusif.(WLO)

Share:

Kunjungàn Studi banding SMAN 4 Tuban ke SMAN 1 Dukun



SMAN 4 Tuban  pada hari Rabu 20 Juli 2022 melaksanakan  study banding ke SMAN 1 Dukun Gresik. . Kunjungan ini dalam rangka pendalaman ilmu yang sudah dijalani oleh sman 1 Dukun Gresik sebagai sekolah penggerak yg pertama. Kepala SMAN 1 Dukun Gresik, Drs H. Kholid M. Pd  memaparkan mengenai sekolah penggerak yang sudah diselenggarakan; pemaparan berupa kendala selama menggunakan kurikulum penggerak, kurikulum sekolah penggerak, Modul ajar yg digunakan, bagaiamana tindak lanjut guru mengajar menggunakan kurikulum penggerak serta melihat langsung praktek projek  yang wajib dilaksanakan di Sekolah Penggerak.














Share:

SMANDU ON YOUTUBE