TEAMS ASISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) SISWA KELAS X TAHUN AJARAN 2020/2021



Aghniyatul Ulum Thousana
(Guru Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unisma)

 

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted Individualization (TAI) . Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Dukun Tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 32 siswa.  Hasil penelitian ini yaitu pada siklus I menunjukkan bahwa hasil tes akhir siklus ketuntasan belajar siswa mencapai 85,50%. Sedangkan pada siklus II menunjukkan bahwa tes akhir siklus ketuntasan hasil belajar siswa meningkat mencapai hasil 93,62%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMAN 1 Dukun tahun pelajaran 2020/2021.

Kata kunci:  peningkatan, menulis, teks negosiasi, pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted ndividualization (TAI).

 

PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: keterampilan menyimak (listening skiils), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 1981:1). Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, seorang siswa biasanya melalui  suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, seorang siswa  belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu  kesatuan, yang tidak dapat dipisahkan atau catur-tunggal (Tarigan, 1980:1, 1981:2; Dawson (et all), 1963:27).

Menurut Hariadi (1996: 12) setiap keterampilan memiliki hubungan dengan tiga keterampilan lainya, diantaranya: (1) hubungan menulis dan  membaca, pada prinsipnya ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain, paling  sedikit dapat kita baca sendiri pada waktu lain. (2) hubungan menulis dan  berbicara, kedua keterampilan ini memiliki ciri yang sama, yaitu produktif dan  eksprsif sedangkan perbedaanya adalah menulis merupakan komunikasi tidak  langsung sedangkan berbicara komunikasi langsung atau tatap muka. (3) hubungan menulis dan menyimak, pada dasarnya menulis butuh inspirasi, ide atau  informasi untuk menulisnya dan sumber tak tercetak perolehan informasi itu dilakukan adalah menyimak.

Akan tetapi, dalam kenyataannya tujuan pembelajaran menulis belum dicapai  secara maksimal oleh siswa. penyebab tidak tercapainya pembelajaran menulis  adalah sebagai berikut: (1) metode yang dipakai guru dalam mengajar didominasi  dengan penggunaan metode ceramah, sehingga kegiatan pembelajaran di dalam kelas menjadi pasif. (2) guru kurang menstimulus siswa ketika menyampaikan materi, jadi jarangnya siswa mengajukan pertanyaan serta adanya anggapan siswa bahwa BI adalah pelajaran yang membosankan dan selalu dianggap mudah. (3) guru kurang aktif dan kreatif dalam memanfaatkan media yang ada, jadi siswa jenuh dan bosan.

Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran objektif tentang peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi kelas X dengan Model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa SMAN 1 Dukun.Sedangkan untuk tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi objektif tentang peningkatan proses kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMAN 1 Dukun dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.dan memperoleh deskripsi objektif tentang peningkatan hasil ketuntasan belajar menulis teks negosiasi siswa kelas X  SMAN 1 Dukun dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Menurut Morsey (dalam Tarigan, 1981: 4) Keterampilan menulis merupakansuatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakankegiatan yang produktif dan ekspresif (mengungkapkan gambaran, maksud,gagasan, perasaan) Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampilmemanfaatkan kosa kata, struktur teks, dan grafologi (kata, kalusa, kalimat, dan paragraf). Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Teks negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama diantara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak (Kemendikbud, 2013: Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik).

Ciri-ciri kebahasaan teks negosiasi adalah menggunakan bahasa yang santun, persuasif (bahasa yang digunakan untuk membujuk), menggunakan kalimat yang menunjukkan perbandingan atau kontras (terdapat tuturan dua pasangan), menggunakan kalimat yang menyatakan kesepakatan atau ketidaksepakatan atau mengandung kesepakatan.

Menurut Brophi (dalam Slavin, 1983:188) model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted Individualization (TAI) merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang mengkombinasikan keunggulan pembelajaran individual. Metode ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar individual. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Tahap pertama kegiatan siswa yang belajar dengan model pembelajaran TAI, yaitu teams dimana para siswa dalam TAI dibagi kedalam tim-tim yang beranggotakan 2 orang, seperti pada STAD dan TGT.

Tahap kedua adalah tes penempatan dimana Para siswa diberikan tes pra program dalam bidang operasi bahasa indonesia pada permulaan pelaksanaan program.mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dengan program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.

Tahap ketiga adalah materi –materi kurikulum dimana  para siswa bekerja pada materi-materi kurikulum individual yang mencakup tentang menulis teks negosiasi, struktur teks negosiasi, dan ciri bahasa teks negosiasi

Tahap keempat adalah belajar kelompok dimana Tim dari dua siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan tes dengan baik.

Tahap kelima adalah Skor tim dan rekognisi tim dimana Pada tiap akhir pertemuan, guru menghitung skor tim. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim untuk menjadi tim super, kriteria sedang untuk menjadi tim sangat baik, dan kriteria minimum untuk menjadi tim baik. Tim –tim yang memenuhi kriteria sebagai tim super atau tim sangat baik menerima sertifikat yang menarik.

Tahap keenam adalah Presentasi kelas dimana  Pada tahap ini bertujuan untuk melatih tanggung jawab siswa setelah mengerjakan tes yang diberikan oleh Guru. Presentasi kelas dengan pengajaran  tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit TAI.

 

METODE

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan. Menurut Arikunto (2002:15) model dan penjelasan penelitian tindakan kelas untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:  (1)  tahap  Perencanaan, (2)  tahap pelaksanaan, (3) tahap pengamatan, (4) tahap refleksi.

Dalam penelitian ini kehadiran  peneliti sebagai pemberi tindakan, karena peneliti juga berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.Penelitian ini berlokasi di  SMAN 1 Dukun. Subjek penelitian ini adalah kelas X SMAN 1 Dukun.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian  ini adalah sebagai berikut: (1) observasi, (2) wawancara, (3) angket, (4) tes.Analisis data kualitatif dapat dilakukan melalui langkah-langkah yaitu: (1) reduksi data,(2) penyajian data,(3) kesimpulan dan verifikasi data. Data kuantitatif berasal dari hasil rata-rata tes belajar sebelum dan sesudah pembelajaran TAI diberikan atau nilai rata-rata akhir siklus persentase ketuntasan yang dianalisis secara deskriptif. rumus yang digunakan untuk menentukan nilai

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1)      Pertemuan Pertama

Pada tanggal 27 April 2020 dimulai penelitian dan guru sudah menyerahkan kepada peneliti untuk mengajar dengan materi menulis teks negosiasi. Penelitian dilakukan kelas X dengan siswa berjumlah 32 siswa. Alokasi waktu tatap muka adalah 2x45 menit. Adapun jadwal mengajar yaitu hari Senin jam 7-8 (11.30-13.00) dan hari Senin jam 7-8 ( 11.30-13.00).  Selanjutnya, peneliti mendapat  informasi bahwa nilai standar yang merupakan acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yaitu 75 sesuai dengan ketetapan yang telah ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia diperoleh informasi sebagai berikut:

1)      Minat siswa dalam menulis masih kurang. Ini terbukti dengan pasifnya siswa dalam proses pembelajaran.

2)       Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih didominasi oleh guru yaitu dengan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan fasilitas sekolah yang ada. 

Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat penelitian yang diperlukan, agar proses pelaksanaan tindakan dapat diamati secara cermat dan berjalan dengan lancar. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:

a.       Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I yang sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Adapun rencana pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

b.      Menyiapkan materi

c.       Menyiapkan lembar observasi siklus I yaitu aktivitas siswa, aktivitas guru

d.      Menyiapkan lembar kerja siswa

e.       Menyiapkan soal tes akhir siklus I.

Tindakan siklus I ini terdiri dari satu pertemuan. Pertemuan ini  menjelaskan materi, pembentukan kelompok, memberikan contoh negosiasi “Kebijakan dan Jual Beli” untuk menstimulus siswa agar dapat membangun pengetahuan, berdiskusi dengan kelompok mengenai hasil menulis sesuai topik yang diberikan guru, dan presentasi kelas.

Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, maka pembelajaran dibagi dalam tiga kegiatan yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pelaksanaan masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

Pertama, pendahuluan yaitu  guru memulai dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Selanjunya guru memberikan pertanyaan yang akan mendorong dan memotivasi siswa untuk memulai menerima pelajaran tentang menulis.

Kedua, kegiatan inti yaitu setelah siswa sudah siap menerima materi pelajaran, guru memulai menjelaskan materi negosiasi dengan menstimulus siswa dengan cara memutarkan rekaman negosiasi “kebijakan dan jual beli”. Teks  tersebut sudah ditayangkan dalam power point yang telah dipersiapkan di depan layar. Guru menjelaskan tentang pengertian teks negosiasi, struktur dan ciri kebahasaan teks negosiasi. Pada saat menjelaskan materi, guru sesekali memberika instruksi apakah siswa mengerti dan paham dengan penjelasan  tersebut. Siswa membuat kegaduhan ketika mendengarkan penjelasan guru. Setelah guru selesai menjelaskan dan siswa mengerti, guru membentuk kelompok.

Setelah semua siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, guru memberikan lembar kerja siswa dan selanjutnya mengerjakan tugas yang diberikan guru yakni menulis teks negosiasi sesuai dengan tema yang diberikan guru sesuai dengan undian. Dalam tahap penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe TAI   diterapkan. Tahap pertama yaitu guru membentuk kelompok dengan undian yang berisi tema teks negosiasi. Tahap kedua guru memberikan tes tentang teks negosiasi.

Tahap ketiga guru menerangkan materi tentang teks negosiasi. Tahap keempat guru membimbing belajar kelompok siswa. Tahap kelima guru menghitun g skor tim dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang bertanggung jawab. Tahap keenam guru memberikan peluang kepada siswa untuk memepresentasikan tugasnya di depan kelas.

Ketiga, penutup yaitu sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberitahukan siswa pertemuan berikutnya adalah menulis teks negosiasi secara ndividu dan yang terakhir guru menyimpulkan materi yang telah dijelaskan. Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan salam.

2)      Pertemuan Kedua

Pada tanggal  04 mei 2020 jam pelajaran 7-8 (11.30-13.00) dengan alokasi waktu 2x45 menit, karena pengajaran berkelompok telah selesai pada pertemuam pertama, guru melanjutkan pada pengajaran individu. Pelaksanaan masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:

1.      Pendahuluan yaitu guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk memulai pelajaran menulis teks negosiasi.

2.      Kegiatan inti yaitu setelah siswa sudah siap menerima pelajaran, guru mengevaluasi materi pelajaran sebelumnya sebelum materi menulis teks negosiasi dilanjutkan. Dengan antusiasnya siswa merespon motivasi dari guru dengan menjawab pertanyaan yang dilakukan guru untuk mengingat kembali materi menulis teks negosiasi sebelumnya. Setelah selasai, guru menyuruh siswa untuk menulis teks negosiasi secara individu dengan 2 tema “kebijakan dan jual beli” berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan teks negosiasi. 

Pengajaran individu  ini sekaligus sebagai berakhirnya proses pembelajaran yaitu dengan diadakanya tes akhir siklus I. Pada pengajaran individu ini masing-masing siswa menuangkan segala inspirasi dalam teks negosiasi  yang dibuatnya. Setelah semua selesai menulis teks negosiasi, hasil tulisan siswa dikumpulkan untuk dilakukan pengoreksian dengan menggunakan pedoman penilaian.

3.      Kegiatan penutup yaitu sebelum guru menutup pelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi sebelumnya dengan memberikan pertanyaan pada siswa. Selanjutnya guru menyimpulkan materi sebelumnya dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Observasi ini dilakukan terhadap aktivitas siswa dan guru selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI   berlangsung. Pengamatan dan observer pada siklus I dilakukan oleh guru mata pelajaran dan teman dari Unisma. Observer ini bertugas mencatat hal-hal yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati proses pembelajaran yang berlangsung dan mengisi lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi pengelolaan pembelajaran guru. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti mengamati kegiatan siswa saat melakukan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Melalui lembar observasi aktivitas siswa, observasi pengelolaan pembelajaran guru, hal-hal yang terjadi saat proses pembelajaran dapat teramati secara cermat dan tidak ada data penting yang terlewati.

Berdasarkan hasil pengamatan dari 11 fokus pengamatan yang dilakukan, ada beberapa indikator yang belum dilaksanakan oleh guru berupa: (1) guru kurang mengarahkan siswa untuk melakukan tanya jawab, (2) guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya, (3) guru kurang memberikan respon terhadap kesulitan dan kemajuan siswa dalam memecahkan masalah pada tugas yang diberikan, (4) guru kurang mendekati dan memantau kegiatan siswa dan (5) guru belum maksimal menggunakan waktu secara efisien, sehingga pembelajaran yang direncanakan tidak sesuai dengan yang dilaksanakan.

Berdasarkan hasil refleksi dan temuan pada siklus I ternyata masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu harus merancang kembali tindakan pembelajaran siklus II. Dengan pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Perencanaan tindakan pembelajaran menulis teks negosiasi dirancang secara kolaborasi antara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia. Adapun rencana tindakan antara lain sebagai berikut: 

a.       Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II yang sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI . Adapun rencana pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.

b.       Menyiapkan materi

c.       Menyiapkan lembar observasi siklus II yaitu aktivitas siswa, aktivitas guru,

d.      Menyiapkan lembar kerja siswa

e.       Menyiapkan soal tes akhir siklus II.

Peningkatan hasil belajar menulis teks negosiasi dengan model  pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diperoleh data bahwa persentase  ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 85,50%, dan pada asiklus II yaitu  93,62%, berarti bahwa persentasi belajar telah mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman belajar siswa tersebut dikarenakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

 

 

 

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan paparan data dan pembahasan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1)      Proses pembelajaran menulis teks negosiasi pada  siswa kelas X SMAN 1 Dukun pada tindakan siklus I sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan tindakan, walaupun masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, baik dipihak guru maupun siswa. Sedangkan proses pembelajaran pada tindakan siklus II jauh lebih meningkat dari siklus I, hal itu terjadi karena pada siklus II guru mempersiapkan pembelajaran sebaik mungkin agar kekurangan-kekurangan pada tindakan siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

2)      Hasil pembelajaran menulis teks negosiasi siswa kelas X SMAN 1 Dukun dengan model pembelajaran koopertaif tipe Teams Asisted Individualization (TAI)  pada tindakan siklus I juga mengalami peningkatan yang baik, hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang sudah mencapai nilai sesuai KKM. Persentase ketuntasan pada siklus I mencapai 77,7 % (14 siswa) dan yang siswa yang belum mencapai nilai sesuai KKM hanya terdapat 2siswa (11,1%). Sedangkan hasil pembelajaran pada siklus II jauh lebih meningkat, pada siklus II semua siswa mencapai nilai sesuai KKM. Persentase ketuntasan pada siklus ini mencapai 100% (16) siswa, dengan nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 93,62%

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang perlu disampaikan, antara lain: (1) Bagi sekolah, untuk memberikan sumbangan pikiran dalam memilih salah satu model pembelajaran agar tercipta kegiatan proses belajar mengajar yang lebih efektif pada sekolah tersebut, (2) Bagi siswa disarankan setelah mendapat model pembelajaran  baru,  dapat tampil lebih aktif, terutama dalam hal menulis teks negosiasi, (3) Bagi guru Bahasa Indonesia, model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajarannya, (4) Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis dengan PTK ini, diharapkan dapat menggunakan dan mengembangkan model (ahli) sebagai dasar dalam melakukan penelitian lain dengan cara yang lebih kreatif atau dapat mengembangkan keterampilan berbahasa yang lainnya.Penelitian yang dimaksud yaitu peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Asisted Individualization (TAI).


DAFTAR RUJUKAN

 

Arikunto, Suharismi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Haryadi, Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa. Yogyakarta.: Depdikbud

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Slavin, R.E. 1983. Cooperative Learning, New York: Longman.

Tarigan, Henry Guntur. 1981. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS IKIP.


Post a Comment

0 Comments